Japanese Culture

The Kind and Description of Culture in Japan. Click for More

History of China

The History of China Dynasties. Click for More

Tiongkok / China Culture

The Kind and Description of Culture in China. Click for More

Indonesia Culture

The Kind and Description of Culture in Indonesia. Click for More

History of Indonesia

The History of Indonesia From The Netherland Until Japan Colonialism. Click for More

Selasa, 15 Mei 2018

SURAT PERINTAH SEBELAS MARET (SUPERSEMAR)

Supersemar adalah surat perintah 11 Maret yang ditandatangani oleh Presiden pertama Indonesia Soekarno.

Surat perintah ini menginstruksikan Soeharto, sebagai Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang sangat buruk pada saat itu.

Supersemar ini adalah versi yang dikeluarkan dari Markas Besar TNI Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah. Sebagian kalangan sejarawan Indonesia mengatakan bahwa terdapat berbagai versi Supersemar sehingga masih ditelusuri naskah supersemar yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor.

Awalnya keluarnya supersemar  ketika pada tanggal 11 Maret 1966, Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama “kabinet 100 menteri“. Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden’ Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak “pasukan liar” atau “pasukan tak dikenal” yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Soebandrio Wakil Perdana Menteri I .

Situasi tersebut dilaporkan kepada Mayor Jendral Soehartoy ang pada saat itu selaku Panglima Angkatan Darat menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI itu. Mayor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit. (Sebagian kalangan menilai ketidakhadiran Soeharto dalam sidang kabinet dianggap sebagai sekenario Soeharto untuk menunggu situasi. Sebab dianggap sebagai sebuah kejanggalan.
Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amir machmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat.

Setibanya di Istana Bogor, pada malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi dan ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa  Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan. Menurut Jendral (purn) M Jusuf, pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam.
Presiden Soekarno setuju  dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

Sebelum lengsernya pemerintahan Soeharto Peristiwa Supersemar dianggap sebuah Sejarah yang benar dan tidak menimbulkan kontroversi yang besar pada saat itu. Namun setelah Presiden Soeharto lengser, maka banyak pihak yang mencoba mengungkap dan mencari tahu terkait kebenaran dari banyaknya Cerita Sejarah yang memungkinkan fakta dan kebenaran dari Sejarah tersebut di “skenario” oleh Presiden Soeharto kala itu.

Terkait dengan  Fakta Sejarah dan kebenaran  peristiwa Supersemar yang mungkin akan sangat sulit untuk mengungkap kebenaranya dikarenakan tokoh central dari peristiwa itu sendiri yaitu Suharto sudah meninggal, dan mungkin begitu juga dengan orang-orang atau saksi yang melihat dan tahu betul terkait bagaimana terjadi kasus ini juga mungkin sudah meninggal. Sehingga jika dikembangkan  akan mengalami kesulitan yang besar.

Fakta yang sesungguhnya menjadi pelajaran buat Bangsa ini supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang serupa atau bahkan mungkin lebih buruk dari sebelumnya.untuk mencegah hal tersebut maka dibutuhkan peran dari semua kalangan dan semua pihak untuk selalu dan selalumelihat dan merekam setiap peristiwa yang terjadi disekitar kita.

Yang lebih penting adalah mengumpulkan catatan sejarah tersebut dalam sebuah dokumen yang resmi dan bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya secara hukum, sehingga peristiwa seperti sejarah-sejarah yang belum terungkap sebelumnya tidak akan pernah terjadi lagi.

Berkas:Supersemar.jpg Berkas:Surat Perintah Sebelas Maret - President version.jpg                                                                                              Supersemar Versi AD                                                                                Supersemar Versi Lain


BEBERAPA KONTROVERSI TENTANG SUPERSEMAR
  • Menurut penuturan salah satu dari ketiga perwira tinggi AD yang akhirnya menerima surat itu, ketika mereka membaca kembali surat itu dalam perjalanan kembali ke Jakarta, salah seorang perwira tinggi yang kemudian membacanya berkomentar "Lho ini khan perpindahan kekuasaan". Tidak jelas kemudian naskah asli Supersemar karena beberapa tahun kemudian naskah asli surat ini dinyatakan hilang dan tidak jelas hilangnya surat ini oleh siapa dan di mana karena pelaku sejarah peristiwa "lahirnya Supersemar" ini sudah meninggal dunia. Belakangan, keluarga M. Jusuf mengatakan bahwa naskah Supersemar itu ada pada dokumen pribadi M. Jusuf yang disimpan dalam sebuah bank.
  • Menurut kesaksian salah satu pengawal kepresidenan di Istana Bogor, Letnan Satu (lettu) Sukardjo Wilardjito, ketika pengakuannya ditulis di berbagai media massa setelah Reformasi 1998 yang juga menandakan berakhirnya Orde Baru dan pemerintahan Presiden Soeharto. Dia menyatakan bahwa perwira tinggi yang hadir ke Istana Bogor pada malam hari tanggal 11 Maret 1966 pukul 01.00 dinihari waktu setempat bukan tiga perwira melainkan empat orang perwira yakni ikutnya Brigadir jendral (Brigjen) M. Panggabean. Bahkan pada saat peristiwa Supersemar Brigjen M. Jusuf membawa map berlogo Markas Besar AD berwarna merah jambu serta Brigjen M. Pangabean dan Brigjen Basuki Rahmat menodongkan pistol kearah Presiden Soekarno dan memaksa agar Presiden Soekarno menandatangani surat itu yang menurutnya itulah Surat Perintah Sebelas Maret yang tidak jelas apa isinya. Lettu Sukardjo yang saat itu bertugas mengawal presiden, juga membalas menodongkan pistol ke arah para jenderal namun Presiden Soekarno memerintahkan Soekardjo untuk menurunkan pistolnya dan menyarungkannya. Menurutnya, Presiden kemudian menandatangani surat itu, dan setelah menandatangani, Presiden Soekarno berpesan kalau situasi sudah pulih, mandat itu harus segera dikembalikan. Pertemuan bubar dan ketika keempat perwira tinggi itu kembali ke Jakarta. Presiden Soekarno mengatakan kepada Soekardjo bahwa ia harus keluar dari istana. “Saya harus keluar dari istana, dan kamu harus hati-hati,” ujarnya menirukan pesan Presiden Soekarno. Tidak lama kemudian (sekitar berselang 30 menit) Istana Bogor sudah diduduki pasukan dari RPKAD dan Kostrad, Lettu Sukardjo dan rekan-rekan pengawalnya dilucuti kemudian ditangkap dan ditahan di sebuah Rumah Tahanan Militer dan diberhentikan dari dinas militer. Beberapa kalangan meragukan kesaksian Soekardjo Wilardjito itu, bahkan salah satu pelaku sejarah supersemar itu, Jendral (Purn) M. Jusuf, serta Jendral (purn) M Panggabean membantah peristiwa itu.
  • Menurut Kesaksian A.M. Hanafi dalam bukunya "A.M Hanafi Menggugat Kudeta Soeharto", seorang mantan duta besar Indonesia di Kuba yang dipecat secara tidak konstitusional oleh Soeharto. Dia membantah kesaksian Letnan Satu Sukardjo Wilardjito yang mengatakan bahwa adanya kehadiran Jendral M. Panggabean ke Istana Bogor bersama tiga jendral lainnya (Amirmachmud, M. Jusuf dan Basuki Rahmat) pada tanggal 11 Maret 1966 dinihari yang menodongkan senjata terhadap Presiden Soekarno. Menurutnya, pada saat itu, Presiden Soekarno menginap di Istana Merdeka, Jakarta untuk keperluan sidang kabinet pada pagi harinya. Demikian pula semua menteri-menteri atau sebagian besar dari menteri sudah menginap diistana untuk menghindari kalau datang baru besoknya, demonstrasi-demonstrasi yang sudah berjubel di Jakarta. A.M Hanafi Sendiri hadir pada sidang itu bersama Wakil Perdana Menteri (Waperdam) Chaerul Saleh. Menurut tulisannya dalam bukunya tersebut, ketiga jendral itu tadi mereka inilah yang pergi ke Istana Bogor, menemui Presiden Soekarno yang berangkat kesana terlebih dahulu. Dan menurutnya mereka bertolak dari istana yang sebelumnya, dari istana merdeka Amir Machmud menelepon kepada Komisaris Besar Soemirat, pengawal pribadi Presiden Soekarno di Bogor, minta izin untuk datang ke Bogor. Dan semua itu ada saksinya-saksinya. Ketiga jendral ini rupanya sudah membawa satu teks, yang disebut sekarang Supersemar. Di sanalah Bung Karno, tetapi tidak ditodong, sebab mereka datang baik-baik. Tetapi di luar istana sudah di kelilingi demonstrasi-demonstrasi dan tank-tank ada di luar jalanan istana. Mengingat situasi yang sedemikian rupa, rupanya Bung Karno menandatangani surat itu. Jadi A.M Hanafi menyatakan, sepengetahuan dia, sebab dia tidak hadir di Bogor tetapi berada di Istana Merdeka bersama dengan menteri-menteri lain. Jadi yangdatang ke Istana Bogor tidak ada Jendral Panggabean. Bapak Panggabean, yang pada waktu itu menjabat sebagai Menhankam, tidak hadir.
  • Tentang pengetik Supersemar. Siapa sebenarnya yang mengetik surat tersebut, masih tidak jelas. Ada beberapa orang yang mengaku mengetik surat itu, antara lain Letkol (Purn) TNI-AD Ali Ebram, saat itu sebagai staf Asisten I Intelijen Resimen Tjakrabirawa.
  • Kesaksian yang disampaikan kepada sejarawan asing, Ben Anderson, oleh seorang tentara yang pernah bertugas di Istana Bogor. Tentara tersebut mengemukakan bahwa Supersemar diketik di atas surat yang berkop Markas besar Angkatan Darat, bukan di atas kertas berkop kepresidenan. Inilah yang menurut Ben menjadi alasan mengapa Supersemar hilang atau sengaja dihilangkan.
Berbagai usaha pernah dilakukan Arsip Nasional untuk mendapatkan kejelasan mengenai surat ini. Bahkan, Arsip Nasional telah berkali-kali meminta kepada Jendral (Purn) M. Jusuf, yang merupakan saksi terakhir hingga akhir hayatnya 8 September 2004, agar bersedia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, namun selalu gagal.

Lembaga ini juga sempat meminta bantuan Muladi yang ketika itu menjabat Mensesneg, Jusuf Kalla, dan M. Saelan, bahkan meminta DPR untuk memanggil M. Jusuf. Sampai sekarang, usaha Arsip Nasional itu tidak pernah terwujud. Saksi kunci lainnya, adalah mantan presiden Soeharto. Namun dengan wafatnya mantan Presiden Soeharto pada 27 Januari 2008, membuat sejarah Supersemar semakin sulit untuk diungkap.



Copyright : https://id.wikipedia.org/

Kamis, 21 Januari 2016

Sejarah China

Sejarah China

Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan ‎arkeologi dan antropologi, daerah Tiongkok telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak ‎Dinasti Shang (k. 1750-1045 SM). ‎Cangkang kura-kura dengan aksara Tionghoa kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM. B‎udaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1045-256 SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang.

Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok. Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.

Pandangan konvensional terhadap sejarah Tiongkok adalah bahwa Tiongkok merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh suku bangsa asing (non-Han), yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Tiongkok modern.

Berbicara tentang sejarah, sejarah China Kuno bisa jadi merupakan sejarah yang paling banyak dibicarakan. Mengingat usia yang sangat tua dan berbagai peninggalan sejarah yang berguna, pantas rasanya jika sejarah ini menjadi salah satu sejarah yang cukup terkenal.


Menjadi masyarakat China sepertinya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Di luar hal-hal buruk yang terjadi di negara ini nyatanya China memiliki sejarah peradaban yang sangat menarik. Sejarah China kuno sangat "diperhitungkan". Siapa yang tidak bangga jika mengetahui sejarah negaranya menjadi salah satu cerita sejarah yang berpengaruh di dunia? Dengan begitu, secara emosional kita pasti akan merasa menjadi sebuah negara yang besar.

Sejarah China Kuno - Asal Muasal Negeri China

Sejarah China kuno bermula dari asal mula nama China itu sendiri. Sebutan China diberikan oleh orang-orang Barat yang sebelumnya disebut dengan nama Bangsa Tengah. Daratan China yang berada di Tengah Asia Timur berawal dari peradaban masyarakat di sekitar Sungai Kuning. Kurang lebih 4300 tahun lalu, di sana, ada suku yang dipimpin oleh dua orang pemimpin besar. Dua pemimpin itu bernama Yan-Di dan Huang-Di.

Yan-Di dan Huang-Di kemudian bekerja sama untuk membangun sebuah bangsa yang besar. Berkat kerja keras mereka, terbentuklah sebuah bangsa yang mereka beri nama Bangsa Hua. Hua punya arti yang sangat indah yaitu 'bunga dan keindahan'. Dengan semangat membangun sebuah bangsa yang besar, sejarah China kuno pun dimulai.

Sejarah China kuno pun berlanjut, sekitar abad ke-21 SM, seorang penguasa besar bernama Qi (putra Yu) membangun kerajaan yang diberi nama Kerajaan Xia. Besarnya pengaruh Kerajaan Xia menyebabkan bangsa Hua memiliki nama lain, yaitu Xia. Seiring berjalannya waktu, bangsa tersebut mengganti namanya dengan sebutan Bangsa Tianxia. Nah, dari Bangsa Tianxia iniliah mereka menyebut dirinya Bangsa Tengah. Dan oleh orang Barat, sebutan Bangsa Tengah ini berubah menjadi China.

Sejarah China Kuno dari Masa ke Masa

Secara garis besar, sejarah China kuno dibagi ke dalam tiga masa. Masa pertama disebut “the age of myths”, yakni masa sebelumnya hingga masa Dinasti Shang. Masa kedua disebut “the age of feudal states”, yakni masa kekuasaan Dinasti Zhou. Masa ketiga disebut “the age of empires”, yakni terjadi pada masa kekuasaan Dinasti Qing hingga kekuasaan Dinasti Ming.

Ketiga masa tersebut menjadi sebuah fase penting dalam cerita sejarah China kuno. Tidak bisa dihilangkan dan akan tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat China. Karena fase itulah yang hingga akhirnya berhasil membawa masyarakat China pada keadaan seperti sekarang ini.

Dalam sejarah China kuno juga diceritakan bahwa sebelum Dinasti Shang berkuasa, telah ada Kerajaan Xia yang berdiri pada 2100 SM hingga 1600 SM. Sebenarnya, ada perbedaan pendapat mengenai kapan waktu Dinasti Xia ini berkuasa. Berdasarkan perhitungan Liu Xin, Xia berkuasa sejak 2205 SM dan berakhir pada 1766 SM.

Namun, di dalam Sejarah Bambu, tertulis bahwa pemerintah Xia berkuasa sekitar 1989 SM hingga 1558 SM. Lain lagi yang dilaporkan dari hasil penelitian Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang diadakan oleh pemerintah RRC, mereka berpendapat bahwa Xia berkuasa sekitar tahun 2070 SM dan 1600 SM. Perbedaan catatan mengenai sejarah China kuno memang wajar terjadi. Mengingat versi yang datang dari berbagai sumber juga bisa berbeda.

Jangan heran jika pada kenyataannya, sejarah China kuno banyak menyuguhkan cerita-cerita tentang kerajaan dan dinasti, karena hal tersebut memang telah menjadi identitas negara ini. 

Masih menurut cerita sejarah China kuno, setelah Kerajaan Xia berakhir, muncul dinasti pertama di China, yaitu Dinasti Shang yang berkuasa antara 1600 SM hingga 1046 SM. Dinasti Shang pernah dipimpin oleh sekitar 31 orang raja. Raja pertama mereka bernama Raja Tang dan raja terakhirnya bernama Raja Zhou. Menurut beberapa keterangan, masyarakat China pada masa Shang memiliki kepercayaan terhadap banyak dewa. Mereka percaya kepada dewa tertinggi bernama Shang-Ti.

Para ahli arkeolog menemukan tulang orakel yang digunakan masyarakat China pada 1500 SM untuk memprediksi masa depan. Temuan tulang orakel itu menjadi bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua. Penemuan ini merupakan bagian kecil dari penemuan dalam perjalanan sejarah China kuno. Masih banyak penemuan-penemuan lain yang juga cukup penting.

Dinasti Shang runtuh sejak kalah dalam pertempuran Muye melawan Wu Wang, seorang penguasa Zhou. Maka, sejak itulah berdiri kekuasaan Dinasti Zhou yang disebut “the age of feudal state”. Kekalahan Dinasti Shang ini juga menjadi sebuah jalan cerita menarik dalam sejarah China kuno yang panjang.

Dalam sejarah China kuno, disebutkan bahwa Dinasti Zhou merupakan dinasti yang paling lama berkuasa di China. Berdasarkan penilitian Proyek Kronologi Xia Shang Zhou, Dinasti Zhou berkuasa sejak 1046 SM dan berakhir pada 256 SM.

Masa ketiga yang disebut “the age of empires” sejarah China kuno ini terjadi saat kekuasaan Dinasti Ming hingga Dinasti Qing. Dinasti Ming berkuasa antara 1368 hingga 1644. Dinasti Ming berdiri karena hasil pemberontakan terhadap Dinasti Yuan pada 1368. Pemberontakan itu berasal dari kaum petani yang tidak puas dengan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuanzang dari suku Han merupakan dalang pemberontakan tersebut. Pada masa inilah, pembangunan tembok China diselesaikan.

Jika berbicara tentang peninggalan sejarah China kuno, tembok besar China sepertinya menajdi peninggalan terbesar dari peradaban itu. Keberadaan tembok besar China tersebut hingga kini bahkan tetap membekaskan kekuatan sebuah bangsa.

Warisan sejarah China kuno ini memiliki panjang yang bahkan bisa terlihat hingga luar angkasa. Perlu diketahui bahwa sesungguhnya, tembok besar China sesungguhnya adalah gabungan tembok-tembok pendek yang mengikuti jalur pegunungan di China. Yang membuat ini istimewa adalah jaraknya yang luar biasa panjang. Panjang tambok ini mencapai 8. 851 km. Sebuah panjang bangunan yang sangat menakjubkan untuk masyarakat yang hidup di awal tahun 1000-an.

Sejarah China Kuno - Akhir dari China Kuno

Akhir dari sejarah kuno China adalah masa Dinasti Qing. Inilah kekuasaan feodal terakhir yang berkuasa di China. Dinasti Qing berkuasa setelah Dinasti Ming hancur karena kalah perang melawan suku Manchu pada 1644. Dinasti Qing berkuasa sekitar 1644 dan berakhir pada 1911.

Setelah Dinasti Qing berakhir, berakhir jugalah sejarah China kuno. China memasuki era modern dengan mulai menghapus sistem feodal kerajaan. Sun Yat-Sen berhasil memprovokasi rakyat China untuk mengadakan revolusi yang mengakibatkan turunnya Kaisar Xuantong, penguasa Qing, pada 12 Februari 1912. Setelah kekuasaan feodal berakhir, China menerapkan sistem negara Republik China. Sun Yat-Sen kemudian diangkat menjadi presiden pertama Republik China.

Sejarah China kuno yang memang identik dengan kekaisaran dan dinasti serta kerajaan ternyata menjadi hal yang dianggap menarik bagi sebagian sineas. Berbagai film bertemakan kerajaan China kuno pun banyak diproduksi, salah satunya adalah Curse of The Golden Flower.

Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)

Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan Sejarah Agung d‎an Sejarah Bambu.Dinasti ini didirikan oleh Yu yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan,yang berupa temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara moderen Cina.

Dinasti Shang (1560 SM-1045 SM)

Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama Cina. Menurut kronologi berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766 SM dan 1122 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM. Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pemerintahRepublik Rakyat Cina pada tahun 1996menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara1600 SM sampai 1046 SM. Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari inskripsi pada artefakperunggu dan tulang orakel. S‎erta dari Catatan Sejarah Agung (Shiji) karya Sima Qian.

Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaanDinasti Shang sekitar 1600–1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode. Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan di Erlitou, Zheng hou dan Shang cheng. S‎edangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (k. 1300–1046 SM) atau periode Yin , berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota terakhir Dinasti Shang, ‎dari sembilan ibukota lainnya. Dinasti Shang diperintah 31 orang raja, sejakRaja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja terakhir. Masyarakat Cina masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewa-dewa cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti. Mereka juga percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah. Sekitar tahun 1500 SM, orang Cina mulai menggunakan tulang orakel untuk memprediksi masa depan.

Para ilmuwan Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman yang sezaman dengan pemukiman Anyangsebagai bagian dari dinasti Shang. ‎Hipotesa terkuat ialah telah terjadinya ko-eksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti Shang, dengan pemukiman-pemukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang dikenal sebagai “Cina sebenarnya” (China proper).

Dinasti Zhou (1027 SM–256 SM)

Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah Cina yang menurut ProyekKronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046 SM hingga 256 SM. Dinasti ini mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah barat Shang. Penguasa Zhou, Wu Wang, berhasil mengalahkan Shang padaPertempuran Muye. Pada masa Dinasti Zhou mulailah dikenal konsep “Mandat Langit” sebagai legitimasi pergantian kekuasaan,[23] dan konsep ini seterusnya berpengaruh pada hampir setiap pergantian dinasti di Cina. Ibukota Zhou awalnya berada di wilayah barat, yaitu dekat kota Xi’anmoderen sekarang, namun kemudian terjadi serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze. Dalam sejarah Cina, ini menjadi awal dari migrasi-migrasi penduduk selanjutnya dari utara ke selatan. Pada Dinasti ini banyak bermunculan tokoh-tokoh seperti Lao Tzu dan Kong Fu Tzu

Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)

Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi ‎kekuasaan pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra ‎Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni. Invasi dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang kekuasaan politik penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat Cina berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme,Legalisme, dan Mohisme.

Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)

Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan danLiaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi lokal baru berupa commandery danprefektur. Negara Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, danGuangxi pada 214 SM. P‎eriode saat negara-negara saling berperang hingga penyatuan seluruh Cina oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan nama “Periode Negara Perang“, yaitu penamaan yang diambil dari nama karya sejarah ‎Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).

Dinasti Qin/Chin (221 SM–206 SM)

Dinasti Qin berhasil menyatukan Cina yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM. Qin Shi Huang dinob‎atkan menjadi kaisar pertama Cina bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Cina yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Mingserta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang.

Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Cina, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobakdagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.[26]

Dinasti Han (206 SM–220 M)

Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM – 9) dan Dinasti Han Timur (23 – 220) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9 – 23).

Kaisar Wu (Han Wudi) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Cina dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayahGansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Cina dan Eropa, melalui Jalur Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia.Kedutaan pertama dariKekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Cina pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.

Pada awalnya, Liu Bang (kaisar Gao) membagi negara menjadi beberapa negara bagian feodal dengan maksud untuk memuaskan para pemimpin negeri yang bergabung dengannya saat perang Chu-Han, walaupun dia berencana akan menyingkirkan mereka setelah Liu Bang menggabungkan dan mengkonsolidir pasukannya menjadi kekuatan penuh.

Pada masa dinasti Han, ajaran Konfusius dan Taoisme berkembang pesat.

Dinasti Sui (581–618 M

Dinasti Sui (Sui Chao) (581 – 618) adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaanDinasti Tang sesudahnya. Dinasti ini mempersatukanCina yang terpecah belah pada Zaman Enam Belas Negara sebelumnya. Terusan besar dibangun pada masa dinasti ini. Dinasti ini cukup pendek karena hanya 2 kaisar yang benar-benar memerintah. Kaisar-kaisar berikutnya hanyalah kaisar boneka yang dipasang oleh para jenderal dan penguasa militer sebelum akhirnya mereka sendiri mendirikan dinastinya sendiri. Li Yuan, sepupu Yang Guang, kaisar dinasti Sui yang kedua, merebut kekuasaan dan mendirikan dinasti Tang.

Masa transisi Dinasti Sui-Tang

Masa transisi Sui-Tang (Sui mo Tang chu) adalah masa peralihan dari Dinasti Sui ke Dinasti Tang yang penuh konflik dan pertumpahan darah. Pada masa itu, Cina terpecah-pecah atas beberapa negara independen yang berumur pendek, negara-negara ini dipimpin oleh para mantan pejabat dan pemimpin militer Sui dan para pemimpin pemberontakan petani. Salah satu mantan jenderal Sui bernama Li Yuanakhirnya berhasil mempersatukan kembali Cina dan mendirikan Dinasti Tang, ia menjadi kaisar pertamanya dengan gelar Kaisar Tang Gaozu. Periode ini berawal dari tahun 613 ketika Kaisar Yang dari Sui melakukan kampanye militer melawanKerajaan Goguryeo, Korea. Perang yang gagal ini berujung tragedi bagi Cina, banyak pasukan yang dikirim ke Korea tidak pernah kembali yang selanjutnya berakibat desersi di tubuh militer dan pemberontakan dari rakyat yang direkrut paksa untuk dikirim dalam kampanye berikutnya. Periode ini baru berakhir tahun 628 dengan dikalahkannya Kerajaan Liang, rezim separatis terakhir pimpinan Liang Shiduoleh Kaisar Tang Taizong (Li Shimin), putra Li Yuan dan kaisar kedua Tang.

Runtuhnya Dinasti Sui dan berdirinya Dinasti Tang

Kaisar Yang merasa dirinya aman-aman saja dibawah perlindungan pasukan elit Xiaoguo di Jiangdu, padahal keadaan negara saat itu sudah semakin gawat. Ia tidak terlalu peduli untuk menangani pemberontakan dan hanya mengirim Jenderal Wang Shichong ke Luoyang untuk mempertahankan kota itu dari serbuan pasukan Li Mi. Kaisar bahkan tidak berniat untuk kembali ke utara dan bermaksud memindahkan ibukota ke Danyang (sekarang Nanjing, Jiangsu), di wilayah selatanSungai Yangtze. Namun anggota pasukan Xiaoguo yang sebagian besar berasal dari utara dan mengkhawatirkan keluarga mereka disana, mulai melakukan desersi, mereka yang tertangkap dikenai hukuman berat. Keresahan melanda tubuh pasukan elit itu sehingga para perwiranya berkomplot untuk melakukan kudeta, mereka mendukung Yuwen Huaji, Adipati Xu (putra Yuwen Shu) sebagai pemimpin kudeta. Musim semi 618, mereka melaksanakan rencana itu dan membunuh Kaisar Yang. Kemudian Yuwen mengangkat keponakan Kaisar Yang, Yang Hao, Pangeran Qin sebagai kaisar boneka, dan ia sendiri sebagai walinya. Ia lalu bertolak dari Jiangdu ke utara bersama pasukan Xiaoguo untuk memerangi pemberontak.

Kabar kematian kaisar segera menyebar ke seantero wilayah Cina. Di Chang’an, Li Yuan meresponnya dengan menuntut Kaisar Gong menyerahkan tahta padanya, ia mendirikan dinasti baru, Dinasti Tang, dengan dirinya sebagai kaisar pertama. Sementara di Luoyang, tujuh orang pejabat terkemuka mengangkat cucu lain Kaisar Yang, Yang Tong, Pangeran Yue, sebagai kaisar dan ia diakui sebagai kaisar yang sah oleh sebagian besar pos militer yang masih setia pada Sui. Li Mi yang posisinya terjepit antara pemerintah Sui di Luoyang dan pasukan Yuwen yang sedang menuju utara, untuk sementara menjalin persekutuan dengan pemerintah di Luoyang dan mengakui Yang Tong sebagai pemimpin yang sah. Setelah Li mengalahkan Yuwen, Wang Shichong yang menentang persekutuan itu, mengambil alih kekuasaan dan menjadi wali atas Yang Tong, dengan demikian persekutuan dengan Li Mi putus. Pada akhir tahun itu, Wang melakukan serangan dadakan terhadap Li, Li yang kalah terpaksa melarikan diri ke wilayah Tang. Tahun berikutnya ia mencoba berontak dan dikalahkan pemerintah Tang, lalu dihukum mati.

Di tempat lain, Xue Ju telah wafat pada awal 618 dan digantikan oleh putranya, Xue Rengao. Li Shimin, Pangeran Qin, putra Li Yuan, mengalahkan dan membunuh Xue, seluruh wilayah kekuasaannya pun dianeksasi oleh Tang. Pada saat yang sama, Dou Jiande mengkonsolidasikan wilayahnya di utara Sungai Kuning, ia mengalahkan dan menghukum mati Yuwen yang telah meracuni Yang Hao dan mengangkat dirinya sebagai Kaisar Xu, namun Dou tidak pernah berhasil mengalahkan Luo Yi. Luo sendiri akhirnya menyerah pada pemerintah Tang. Sementara Zhu Can menghadapi perlawanan sengit dari rakyat yang membenci kekejamannya, ia mempertimbangkan antara menyerah pada Yang Tong di Luoyang atau pada Dinasti Tang, dan akhirnya ia memilih pilihan pertama. Pada musim panas 619, Wang menggulingkan Yang Tong dan mendirikan dinastinya sendiri, Dinasti Zheng, dengan dirinya sebagai kaisar.

Dinasti Tang (618–907 M)

Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan teknologi Cina. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti Tang mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.

Dinasti Sung (960-1279 M)

Dinasti Song (song chao) adalah salah satu dinasti yang memerintah di Cina antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Cina diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periodeLima Dinasti dan Sepuluh Negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Cina pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara.

Dinasti Song dibagi ke dalam dua periode berbeda, Song Utara dan Song Selatan. Semasa periode Song Utara (960–1127), ibukota Song terletak di kota Bianjing (sekarang Kaifeng) dan dinasti ini mengontrol kebanyakan daerah Cina dalam (daerah suku Hanbermayoritas). Song Selatan (1127–1279) merujuk pada periode setelah dinasti Song kehilangan kontrol atas Cina Utara yang direbut oleh Dinasti Jin. Pada masa periode ini, pemerintahan Song mundur ke selatan Sungai Yangtze dan mendirikan ibukota di Lin’an (sekarang Hangzhou). Walaupun Dinasti Song telah kehilangan kontrol atas daerah asal kelahiran kebudayaan Cina yang berpusat di sekitar Sungai Kuning, ekonomi Dinasti Song tidaklah jatuh karena 60 persen populasi Cina berada di daerah kekuasaan Song Selatan dan mayoritas daerah kekuasaannya merupakan tanah pertanian yang produktif. 

Di‎nasti Song Selatan meningkatkan kekuatan angkatan lautnya untuk mempertahankan daerah maritim dinasti Song. Untuk mendesak Jin dan bangsa ‎Mongol, dinasti Song mengembangkan teknologi militer yang menggunakan bubuk mesiu. Pada tahun 1234, Dinasti Jin ditaklukkan oleh bangsa Mongol.Möngke Khan, Khan ke-empat kekaisaran Mongol, meninggal pada tahun 1259 dalam penyerangan ke sebuah kota di Chongqing. Saudara lelakinya, Kublai Khan kemudian dinyatakan sebagai Khan yang baru, walaupun klaim ini hanya diakui oleh sebagian bangsa Mongol di bagian Barat. Pada tahun 1271, Kubilai Khan dinyatakan sebagai Kaisar Cina.[2]Setelah peperangan sporadis selama dua dasawarsa, tentara Kubilai Khan berhasil menaklukkan dinasti Song pada tahun 1279. Cina kemudian disatukan kembali di bawah Dinasti Yuan (1271–1368).

Kehidupan sosial semasa Dinasti Song cukup vibran. Elit-elit sosial saling berkumpul untuk memamerkan dan memperdagangkan karya-karya seni berharga, masyarakat saling berkumpul dalam festival-festival publik dan klub-klub privat, dan di kota-kota terdapat daerah perempatan hiburan yang semarak. Penyebaran ilmu dan literatur didorong oleh penemuan teknik percetakan blok kayu yang telah ada dan penemuan percetakan bergerak pada abad ke-11. Teknologi, sains, filsafat, matematika, dan ilmu teknik pra-modern berkembang dengan pesat pada masa Dinasti Song. Walaupun institusi seperti ujian pegawai sipil telah ada sejak masa Dinasti Sui, institusi ini menjadi lebih menonjol pada periode Song. Hal inilah yang menjadi faktor utama bergesernya elit bangsawan menjadi elit birokrat.

Dinasti Yuan (1279–1368 M)

Dinasti Yuan (yuan chao) (1279 – 1368) adalah satu dari dua dinasti asing di Cina (yang lainnya adalahdinasti Qing). Dinasti asing berarti dinasti yang bukan didirikan oleh orang Han karena di zaman dulu, Han adalah satu-satunya yang dianggap mewakili entitas China. Dinasti ini didirikan oleh Kublai Khan, cucu dariJenghiz Khan yang mendirikan kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia.

Walaupun Kublai Khan secara de-facto adalah pendiri Dinasti Yuan, namun ia menempatkan kakeknya, Jenghiz Khan sebagai kaisar pertama Dinasti Yuan.

Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Cina memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk.[28]Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Cina saat itu.

Dinasti Ming (1368–1644)

Sepanjang masa kekuasaan Dinasti Yuan, terjadi penentangan yang cukup kuat terhadap kekuasaan asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah sering timbulnya bencana alam sejak 1340-an, akhirnya menimbulkan pemberontakan petaniyang menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuan zhang dari suku Han mendirikan Dinasti Mingsetelah berhasil mengusir Dinasti Yuan pada tahun1368.

Tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat melakukan penyerangan ke wilayah Cina utara, dan bahkan sampai berhasil menawan Kaisar Zhengtongdi Tumu. Tahun 1542, Altan Khan memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara Cina, dan pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di sepanjang garis pantai tenggara Cina;[31] peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa bumi terdasyat di dunia, gempa bumi Shaanxitahun 1556, diperkirakan telah menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi di masa pemerintahan Kaisar Jiajing.

Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhirTembok Besar Cina selesai dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Cina atas invasi dari bangsa-bangsa asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai di masa sebelumnya, sesungguhnya sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan granit telah diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.

Dinasti Qing/Ching (1644–1911 M)

Dinasti Qing (1644–1911) didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir Han Cina, oleh suku Manchu (滿族,满族) dari sebelah timur laut Cina pada tahun 1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang memerintah Cina. Diperkirakan sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644). ‎Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilaiKonfusianisme dalam pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-dinasti pribumi Cina sebelumnya.

Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga wilayah Cina sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya “Raja Langit”. Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.

Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka, Pemberontakan Nien, Pemberontakan Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay, dan Pemberontakan Boxer. ‎Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di abad ke-19.

Sejarah Dinasti Yuan

Dinasti Yuan [元朝] (Tahun 1271 ~ 1368) merupakan Dinasti pertama yang didirikan oleh Suku Minoritas yaitu Suku Mongol dan juga merupakan satu-satunya Dinasti dalamSejarah China yang memiliki wilayah kekuasaan terbesar. Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh wilayah daratan China hingga sampai ke Wilayah Asia Barat.


Sekitar abab ke 12, Suku Mongol muncul seorang pemimpin besar yang bernama Tie Mu Zhen [铁木真] yang berhasil mempersatukan kelompok-kelompok Suku Mongol ke dalam satu kesatuan Bangsa Mongolia dan membentuk Kerajaan Mongolia dibagian Utara China. Tahun 1206, Tie Mu Zhen diangkat menjadi Raja Bangsa Mongolia dengan gelar Genghis Khan (Cheng Ji Shi Han [成吉思汗] yang artinya adalah Raja (Khan) dari segala-galanya.

Dibawah kepemimpinan Genghis Khan (Tie Mu Zhen), Suku Mongol berkembang menjadi Suku yang sangat kuat hingga pada tahun 1227 berhasil menghancurkan Kerajaan Xi Xia [西夏] dan juga menghancurkan Dinasti Jin [金朝] pada tahun 1234. Genghis Khan wafat pada usia 66 tahun tepatnya pada tahun 1227 disaat melakukan penyerangan ke Kerajaan Xi Xia. Menjelang kematiannya, Genghis Khan memberikan Strategi untuk menghancurkan Dinasti Jin kepada putra-putranya. Setelah wafatnya Genghis Khan, Kerajaan Mongolia kemudian dipimpin oleh Ogodai Khan [窝阔台] yang berhasil menghancurkan Dinasti Jin dibawah kepemimpinannya serta berhasil memperluas wilayah Kerajaan Mongolia hingga ke Wilayah Eropa dan Wilayah Rusia. Setelah Ogodai Khan, Kerajaan Mongolia kemudian dipimpin oleh Meng Ge [蒙哥] dan Kubilai Khan [忽必烈].

Pada tahun 1271, Cucu Genghis Khan yaitu Kubilai Khan mendirikan Dinasti Yuan di Kota Da Du (sekarang Beijing) yang kemudian menjadikan Kota Beijing menjadi pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan sosial budaya hingga saat ini. Kubilai Khan kemudian menobatkan dirinya menjadi Kaisar Yuan Shi Zu [元世祖] serta menyatakan kakeknya Genghis Khan sebagai Kaisar pertama Dinasti Yuan dengan gelar Yuan Tai Zu [元太祖].

Tahun 1276, Militer Dinasti Yuan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Song selatan [南宋] yaitu Lin’an [临安]. Dengan demikian, Dinasti Yuan dibawah pemerintahan Kubilai Khan berhasil menguasai seluruh wilayah China.

Setelah menguasai seluruh wilayah China, Kaisar Yuan Shi Zu (Kubilai Khan) masih terus melakukan invasi-invasi militer untuk memperluas wilayah kekuasaan. Kaisar Yuan Shi Zu melakukan 2 kali invasi militer ke Jepang, Vietnam dan Myanmar yang kemudian berhasil menguasai wilayah Korea, Myanmar dan Vietnam sebagai Negara bagian dari Dinasti Yuan.

Untuk memperkuat kekuasaannya di dalam negeri (Wilayah China), Dinasti Yuan membagi warga negaranya menjadi 4 level, yaitu Suku Mongol, Se Mu Ren [色目人] (Suku Xi Xia, Persia), Suku Han Utara dan Suku Han Selatan. Dalam kebijakan pembagian level ini, Suku Han merupakan Suku yang paling rendah dalam Dinasti Yuan. Oleh karena itu, saat pemerintahaan Dinasti Yuan, banyak mengalami perlawanan dari Suku Han tetapi setiap perlawanan maupun pemberontakan dapat dibasmi oleh Militer Dinasti Yuan.

Suku Mongol merupakan Suku yang suka mengembara dan peternak sehingga produktivitas akan bahan pangan sangat rendah. Untuk merubah kondisi tersebut serta untuk meningkatkan produktivitas, mulai dari pemerintahan Kaisar Yuan Shi Zu (Kubilai Khan), Dinasti Yuan selalu fokus pada pengembangan sektor pertanian sehingga Pertanian dapat berkembang dengan pesat pada Dinasti Yuan. Karena Wilayah kekuasan Dinasti Yuan yang luas mencakup Asia Eropa, Pertukaran Teknologi, Perdagangan dan Kerajian Tangan juga berkembang dengan pesat. Dalan Hal Industri Tekstil, Teknologi Penenunan juga berkembangan dengan cepat karena juga didukung dengan adanya perkebunan Kapas yang luas terutama di wilayah selatan China.

Perdagangan di Dinasti Yuan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini dikarenakan meningkatnya penggunaan Uang Kertas dan Transportasi sungai/laut. Pada saat itu, Dinasti Yuan merupakan salah satu Negara yang termakmur di dunia. Saat Pemerintahaan Kaisar Yuan Shi Zu (Kubilai Khan), seorang pedagang terkenal yang berasal dari Venice Italia yaitu Marco Polo pernah mengunjungi daratan China. Dalam bukunya yang berjudul “The Travel of Marco Polo” mencatat dengan jelas kondisi kemakmuran Ibukota Dinasti Yuan yaitu Kota “DADU [大都]”.

Setelah Kaisar Yuan Cheng Zong [元成宗], Dinasti Yuan mengalami perebutan kekuasaan Kekaisaran yang luar biasa,  hanya dalam waktu 25 tahun (tahun 1308-1333), Dinasti Yuan terjadi pergantian Kaisar sebanyak 8 orang yaitu Kaisar Wu Zong [武宗], Ren Zong [仁宗], Ying Zong [英 宗], Tai Ding [泰定], Tian Shun [天顺], Wen Zong [文宗], Ming Zong [明宗] dan Ning Zong [宁宗]. Tahun 1333, Kaisar Yuan Shun Di [顺帝] naik tahta menggantikan adiknya Ning Zong menjadi Kaisar. Kaisar Yuan Shun Di berhasil membuat situasi politik kekaisaran menjadi stabil kembali dan memegang tahta Kaisar Dinasti Yuan selama 36 tahun (tahun 1333 ~ 1368). Kaisar Yuan Shun Di juga merupakan Kaisar terakhir Dinasti Yuan.

Pada akhir-akhir kekuasaan Dinasti Yuan, Kaisar-kaisar Dinasti Yuan menjadi hidup berfoya-foya dan hidup dalam segala kemewahan. Untuk mememenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah Dinasti Yuan menambahkan jenis-jenis Pajak baru dan menaikan Pajak-pajak yang telah ada terutama terhadap Suku Han.

Karena tidak rela dengan penindasan dan kekejaman yang dialaminya, Suku Han bangkit kembali untuk melakukan perlawanan secara besar-besaran. Pada tahun 1352 saat masih di pemerintahan Kaisar Tai Ding, terjadi pemberontakan petani Suku Han di Henan [河南] yang dipimpin oleh Zhao Chou Si [赵丑 厮] dan Guo Pu Sa [郭菩萨] merupakan awal dari kehancuran Dinasti Yuan.

Tahun 1351 saat Kaisar Yuan Shun Di memasuki tahun pemerintahan yang ke 11, terjadilah pemberontakan besar-besaran Pasukan Selendang Merah [红巾军] yang dipimpin oleh Liu Fu Tong [刘福通]. Di dalam Pasukan Selendang Merah tersebut, muncullah beberapa Pemimpin Militer (Jenderal) yang hebat. Di antaranya kekuatan militer Zhu Yuan Zhang [朱元璋], Cheng You Liang [陈友谅] dan Zhang Shi Cheng [张士诚] adalah merupakan kekuatan Militer yang terbesar.

Dalam tahun 1356 dan 1359, Zhu Yuan Zhang [朱元璋] memperluas wilayah kekuasaanya sehingga dalam waktu hanya 6 tahun Zhu Yuan Zhang berhasil menyingkirkan pesaingnya yaitu Cheng You Liang [陈友谅] dan Zhang Shi Cheng [张士诚] kemudian juga berhasil menyatukan wilayah Jiang Nan (Setengah dari Wilayah daratan China) dibawah kekuasaannya.

Tahun 1367, Zhu Yuan Zhang mulai melakukan penyerangan ke Utara yang merupakan wilayah kekuasaan Dinasti Yuan Suku Mongol.  Pasukan dibawah pimpinan Jenderal Xu Da dan Chang Yu Chun berhasil menduduki Ibukota Dinasti Yuan yaitu “Da Du” pada tahun 1368. Dengan demikian, berakhirlah Kekuasaan Dinasti Yuan selama 97 tahun di daratan China. Pada tahun yang sama, Zhu Yuan Zhang menobatkan dirinya sebagai Kaisar dengan Dinastinya bernama Dinasti Ming.

Daftar Kaisar-kaisar Dinasti Yuan
Dalam perjalanan sejarahnya, Dinasti Yuan memiliki 15 Kaisar yang dimulai dari Genghis Khan (Kaisar Yuan Tai Zu) dan mencapai puncak kejayaan pada Kubilai Khan (Kaisar Yuan Shi Zu) serta berakhir di masa pemerintahan Kaisar Yuan Shun Di pada tahun 1368.

Berikut ini daftar Kaisar-kaisar yang pernah berkuasa di Dinasti Yuan.

Kaisar Yuan Tai Zu [元太祖]
Nama asli                          : Tie Mu Zhen [铁木真]
Tahun Kelahiran              : 1162
Masa Pemerintahan         : 1206 – 1227 (22 tahun)
Tahun Wafat                    : 1227 (66 Tahun)
Memiliki Gelar “Genghis Khan” yang artinya adalah Raja dari segala-galanya.


Kaisar Yuan Tai Zong [元太宗]
Nama asli                         : Wo Kuo Tai [窝阔台] / Ogedei
Tahun Kelahiran             : 1186
Masa Pemerintahan       : 1229 – 1241 (13 tahun)
Tahun Wafat                    : 1241 (56 Tahun)
Merupakan anak ketiga dari Genghis Khan, Kakaknya yang bernama Tolui mengambil alih kekuasaan kerajaan sementara selama 2 tahun (1227 – 1229) sebelum Ogedei dipilih sebagai Raja Mongol kedua. Tahun 1234, bersekutu dengan Dinasti Song dan berhasil menghancur kekuasaan Negara Jin.


Kaisar Yuan Ding Zong [元定宗]
Nama asli                          : Gui You  [贵由] / Guyuk
Tahun Kelahiran              : 1206
Masa Pemerintahan      : 1246 – 1248 (3tahun)
Tahun Wafat                    : 1248 (43 Tahun)


Kaisar Yuan Xian Zong [元宪宗]
Nama asli                           : Meng Ge  [蒙哥] / Mongke
Tahun Kelahiran              : 1208
Masa Pemerintahan       : 1251 – 1259 (9 tahun)
Tahun Wafat                    : 1259 (52 Tahun)


Kaisar Yuan Shi Zu [元世祖]
Nama asli                           : Hu Bi Lie  [忽必烈] / Kublai
Tahun Kelahiran              : 1215
Masa Pemerintahan       : 1260 – 1259 (35 tahun)
Tahun Wafat                   : 1294 (80 Tahun)
Berhasil menaklukan Dinasti Song dan menggantikan nama Negara menjadi Dinasti Yuan.


Kaisar Yuan Cheng Zong  [元成宗]
Nama asli                         : Tie Mu Er  [铁木耳] / Temur
Tahun Kelahiran              : 1265
Masa Pemerintahan       : 1294 – 1307 (13 tahun)
Tahun Wafat                   : 1307 (42 Tahun)


Kaisar Yuan Cheng Zong  [元武宗]
Nama asli                         : Hai Sai  [海山] / Qayshan
Tahun Kelahiran              : 1281
Masa Pemerintahan       : 1307 – 1311 (4 tahun)
Tahun Wafat                   : 1311 (31 Tahun)


Kaisar Yuan Ren Zong  [元仁宗]
Nama asli                         : Ai Yu Li Ba Li Ba Da  [爱育黎拔力八达] / Ayurparibhadra
Tahun Kelahiran              : 1285
Masa Pemerintahan       : 1311 – 1320 (10 tahun)
Tahun Wafat                   : 1320 (36 Tahun)


Kaisar Yuan Ying Zong  [元英宗]
Nama asli                         : Shuo De Ba La  [碩德八剌] / Suddhipala
Tahun Kelahiran              : 1303
Masa Pemerintahan       : 1320 – 1323 (4 tahun)
Tahun Wafat                   : 1323 (21 Tahun)


Kaisar Yuan Jin Zong  [元晉宗] / Kaisar Tai Ding [泰定帝]
Nama asli                         : Ye Sun Tie Mu Er  [也孙铁木儿] / Yesun Temur
Tahun Kelahiran              : 1276
Masa Pemerintahan       : 1323 – 1328 (5 tahun)
Tahun Wafat                    : 1328 (53 Tahun)


Kaisar Tian Shun  [天順帝]
Nama asli                         : A Ci Ji Ba  [阿刺吉八] / Arigaba
Tahun Kelahiran             : 1320
Masa Pemerintahan       : 1328 (1 tahun)
Tahun Wafat                    : 1328 (8 Tahun)
Kalah dalam perang, tidak ada yang mengetahui keberadaannya.


Kaisar Yuan Wen Zong  [元文宗]
Nama asli                        : Tu Tie Mu Er  [圖鐵木兒] /Toq Temur
Tahun Kelahiran             : 1304
Masa Pemerintahan       : Sept 1328 – Jan 1329; Agt 1329 – Nov 1332 (Total 5 tahun)
Tahun Wafat                    : 1332 (29 Tahun)


Kaisar Yuan Ming Zong  [元明宗]
Nama asli                           : He Shi  [和世] / Qoshila
Tahun Kelahiran               : 1300
Masa Pemerintahan       : Jan 1329 – Agt 1329 (8 Bulan)
Tahun Wafat                    : 1329 (30 Tahun)
Meninggal dunia karena diracun


Kaisar Yuan Ning Zong  [元宁宗]
Nama asli                         : Yi Lin Zhi Ban  [懿磷质班] / Irinchibal
Tahun Kelahiran             : 1326
Masa Pemerintahan       : Okt 1332 – Nov 1332 (tak sampai 1 bulan)
Tahun Wafat                    : 1332 (6 Tahun)


Kaisar Yuan Hui Zong  [元惠宗] / Kaisar Shun Di [順帝]
Nama asli                         : Tuo Huan Tie Mu Er  [妥欢帖睦尔] / Togan Temur
Tahun Kelahiran             : 1320
Masa Pemerintahan       : 1333 – 1368 (36 Tahun)
Tahun Wafat                    : 1370 (51 Tahun)
Tahun 1368, Zhu Yuan Zhang (Kaisar Dinasti Ming) memerintahkan Jenderal Xu Da menyerang Ibukota Dinasti Yuan. Jenderal Xu Da berhasil menduduki Kota Dadu (Ibukota Dinasti Yuan), Dinasti Yuan dinyatakan berakhir. Kaisar Yuan Hui Zong melarikan diri dan meninggal pada tahun 1370.